tinari dalam weton jawa Dalam tradisi primbon Jawa, konsep Tibo Tinari merupakan salah satu metode penting untuk menilai kecocokan pasangan berdasarkan perhitungan weton atau hari kelahiran. Weton sendiri terbentuk dari perpaduan antara hari dan pasaran dalam sistem penanggalan Jawa, yang terdiri dari lima pasaran tradisional: Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Setiap kombinasi hari dan pasaran memiliki neptu atau nilai tertentu yang digunakan untuk menentukan kualitas hubungan antarmanusia, terutama dalam konteks pernikahan dan hubungan sosial.
Tibo Tinari secara khusus merujuk pada pasangan weton dengan jumlah neptu 21 dan 29, yang dianggap memiliki karakteristik keseimbangan dan harmoni tertentu. Perhitungan ini melibatkan penjumlahan neptu dari hari dan pasaran kelahiran kedua individu, yang kemudian dianalisis untuk memperkirakan potensi kecocokan dan dinamika hubungan. Dalam pandangan primbon Jawa, pasangan dengan jumlah neptu tersebut diyakini memiliki kemungkinan yang baik untuk membina hubungan yang stabil dan saling mendukung..
Baca juga: 6 Tafsir Lengkap Mimpi Menikah, Menurut Primbon Jawa: Simak Arti dan Maknanya di Sini! - Jawa Pos
Meskipun konsep Tibo Tinari masih dipraktikkan dalam sebagian masyarakat Jawa, interpretasinya kini semakin bervariasi dan tidak mutlak dijadikan satu-satunya patokan dalam menentukan keberhasilan sebuah hubungan. Banyak pasangan modern mulai memandang primbon sebagai warisan budaya yang menarik, namun tidak sepenuhnya mengikat. Faktor-faktor seperti komunikasi, saling pengertian, dan komitmen dianggap jauh lebih penting dalam membentuk hubungan yang berkualitas dan bertahan lama..