arti waton dalam bahasa jawa Anies Baswedan, seorang politikus dan akademisi Indonesia, pernah menjelaskan makna filosofis kata "waton" dalam bahasa Jawa yang memiliki kedalaman makna tersendiri. Kata ini berasal dari kosakata Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya dan filosofi kehidupan. Dalam konteks bahasa dan budaya Jawa, "waton" memiliki arti yang lebih mendalam dariposedar sekadar terjemahan harfiah, yakni "sesuai dengan tatanan" atau "sesuai dengan aturan yang berlaku". Makna ini mencerminkan pandangan hidup masyarakat Jawa yang sangat menghormati struktur sosial, norma, dan tata krama yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Baca juga: Mengenal 5 Maskot Porprov Jatim VIII yang Terinspirasi Kearifan Lokal - Jawa Pos
Filosofi "waton" dalam budaya Jawa mengandung prinsip kepatuhan dan keselarasan sosial yang sangat kental. Konsep ini tidak sekadar mematuhi aturan secara kaku, melainkan lebih kepada pemahaman mendalam tentang harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Jawa percaya bahwa dengan menjalankan sesuatu sesuai tatanan, individu akan mencapai ketenangan batin dan mendapatkan pengakuan sosial. Hal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari tata cara berinteraksi, berbicara, hingga pengambilan keputusan yang selalu mempertimbangkan kepentingan kolektif di atas kepentingan individual..
Pentingnya memahami konsep "waton" tidak hanya terbatas pada konteks budaya Jawa, tetapi juga dapat dijadikan refleksi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai kepatuhan terhadap tatanan yang bermartabat dan bermoral dapat menjadi landasan dalam membangun masyarakat yang lebih beradab dan berkeadilan. Dalam konteks kepemimpinan, konsep "waton" dapat diterjemahkan sebagai komitmen untuk selalu bertindak sesuai dengan aturan, etika, dan norma yang berlaku, tanpa mengabaikan nuansa kemanusiaan dan keadilan. Dengan demikian, "waton" bukan sekadar konsep budaya, melainkan filosofi hidup yang dapat diterapkan dalam berbagai dimensi kehidupan sosial dan politik..