jodoh anak ke 3 menurut jawa Dalam tradisi masyarakat Jawa, kepercayaan terhadap primbon masih kuat, terutama dalam menentukan kecocokan pasangan hidup. Salah satu larangan yang sering muncul adalah pernikahan antara anak pertama dan anak ketiga. Larangan ini berasal dari kepercayaan bahwa hubungan tersebut dapat membawa ketidakharmonisan, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun lingkungan sekitar. Menurut primbon, posisi kelahiran memiliki energi tertentu, dan kombinasi energi dari anak pertama dan ketiga dianggap kurang serasi.
Secara simbolis, anak pertama dikenal sebagai pemimpin yang cenderung penuh tanggung jawab, sedangkan anak ketiga sering digambarkan lebih santai dan bebas. Perbedaan sifat ini diyakini dapat memicu konflik jika tidak dikelola dengan baik. Dalam pandangan tradisional, hubungan semacam ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam keluarga, sehingga mempengaruhi keharmonisan pernikahan. Selain itu, primbon juga mengaitkan kombinasi ini dengan kemungkinan kesulitan ekonomi dan hambatan dalam mencapai kebahagiaan..
Meski kepercayaan ini cukup populer, penting untuk memahami bahwa larangan ini bukanlah aturan baku yang harus diikuti. Banyak pasangan dari latar belakang tersebut yang berhasil membangun rumah tangga harmonis dengan saling pengertian dan komunikasi yang baik. Oleh karena itu, primbon sebaiknya dipandang sebagai panduan tradisional, bukan sebagai keputusan mutlak, apalagi jika bertentangan dengan cinta dan komitmen sejati antara pasangan..