kucing hitam menurut jawa Maneki Neko, atau kucing keberuntungan, merupakan ikon budaya Jepang yang sangat populer dan memiliki makna mendalam dalam tradisi kepercayaan masyarakat Asia Timur. Patung keramik berbentuk kucing ini biasanya ditempatkan di depan toko, restoran, dan berbagai tempat usaha sebagai simbol keberuntungan dan kesuksesan. Asal-usul Maneki Neko berakar dari legenda kuno di Jepang yang menceritakan tentang seekor kucing yang menyelamatkan seorang samurai atau pemimpin spiritual dari bahaya dengan gerakan mengangkat cakar depannya. Desain ikonik kucing tersebut dengan cakar terangkat menjadi representasi undangan keberuntungan dan kemakmuran bagi pemiliknya.
Filosofi di balik Maneki Neko memiliki variasi makna berdasarkan warna dan pose yang berbeda. Kucing berwarna putih umumnya melambangkan keberuntungan umum, sementara kuning atau emas terkait dengan kesuksesan finansial. Posisi cakar yang terangkat memiliki interpretasi tersendiri, dengan cakar kanan biasanya dikaitkan dengan menarik pelanggan dan uang, sedangkan cakar kiri diasosiasikan dengan melindungi bisnis dan mengundang keselamatan. Beberapa versi Maneki Neko dilengkapi dengan aksesoris seperti koin emas, lonceng, atau gulungan yang memperkaya simbolisme keberuntungan dan kemakmuran dalam budaya Jepang..
Pengaruh Maneki Neko tidak hanya terbatas pada Jepang, tetapi telah menyebar ke berbagai negara Asia dan bahkan menjadi ikon pop culture global. Patung kucing keberuntungan ini kini dapat ditemukan di toko-toko suvenir, restoran Asia, dan bahkan dalam berbagai produk desain modern. Masyarakat di berbagai belahan dunia mulai mengadopsi simbol ini bukan sekadar sebagai hiasan, melainkan juga sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya Jepang. Keberadaan Maneki Neko mencerminkan bagaimana sebuah kepercayaan tradisional dapat bertransformasi menjadi fenomena budaya yang lintas batas, memperlihatkan kekuatan simbolisme dalam menghubungkan berbagai tradisi dan praktik budaya di seluruh dunia..