Nogo Dino: 7 Hari dan Pasaran Jawa Terbaik untuk Mendapatkan Keberkahan, Rezeki, dan Keberuntungan Menurut Primbon Jawa - Jawa Pos

nogo dino hitungan jawa Dalam tradisi Jawa, kepercayaan terhadap hari dan pasaran memiliki peran penting dalam menentukan momen-momen spiritual dan praktis kehidupan. Primbon, kitab pedoman spiritual Jawa, secara detail menjabarkan makna filosofis setiap kombinasi hari dan pasaran yang diyakini membawa keberuntungan dan keberkahan. Setiap pasaran dalam kalender Jawa memiliki karakteristik unik yang terdiri dari lima nama, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon, yang dipadukan dengan tujuh hari dalam seminggu. Kombinasi ini menciptakan siklus spiritual yang kompleks dan bermakna dalam budaya Jawa, di mana setiap perpadanan dianggap memiliki energi dan pengaruh tersendiri terhadap kehidupan manusia.


Baca juga: Menguak Makna di Balik 8 Pantangan Adat Jawa yang Populer, Ternyata Lebih dari Sekadar Larangan! - Jawa Pos


Pasaran Legi dianggap sebagai waktu terbaik untuk memulai usaha dan mencari rezeki, karena dipercaya memiliki energi kemakmuran dan kelimpahan. Pasaran Pahing cocok untuk kegiatan yang membutuhkan kekuatan dan keteguhan, sementara Pon diyakini membawa keharmonisan dan keseimbangan. Pasaran Wage sangat baik untuk membangun hubungan sosial dan kerjasama, sedangkan Pasaran Kliwon dianggap sebagai momen spiritual tertinggi yang tepat untuk melakukan ritual dan meditation. Para penganut kepercayaan Jawa secara turun-temurun menggunakan pedoman ini untuk menentukan saat-saat penting dalam hidup, mulai dari pernikahan, memulai usaha, hingga melakukan ritual adat..


Baca juga: 7 Keistimewaan Orang yang Sering Tidur di Lantai Menurut Primbon Jawa: Ini Efeknya untuk Kekuatan Spiritual! - Jawa Pos


Meskipun terdengar mistis, praktik memilih hari dan pasaran dalam budaya Jawa sebenarnya merupakan warisan kearifan leluhur yang mencerminkan filosofi keseimbangan hidup. Kepercayaan ini tidak sekadar mitos belaka, melainkan representasi mendalam akan hubungan manusia dengan alam semesta dan energi spiritual yang melingkupinya. Bagi masyarakat Jawa, memahami dan menghormati siklus alam melalui perhitungan hari dan pasaran adalah bentuk penghormatan terhadap leluhur dan upaya menciptakan keselarasan hidup. Meski zaman terus berubah, tradisi ini masih dipegang teguh oleh sebagian besar masyarakat Jawa, baik yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan, sebagai bagian dari identitas budaya yang tak terpisahkan..

Rp.5.000
Rp.100.000-90%
Kuantitas
Dijual oleh